Sunday, January 22, 2012

Menopause, Tidak Perlu Ditakuti


Wanita memang makhluk spesial. Selain memiliki kelembutan, wanita juga dianugerahi organ reproduksi yang memberikan keistimewaan untuk melahirkan anak sebagai generasi penerus. Sesuai siklus alaminya, wanita mengalami beberapa fase yang berdampak pada perubahan fisik. Sebut saja dari mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan, dan menopause.  Untuk yang disebutkan terakhir, menopause merupakan sebuah perubahan alamia yang umumnya terjadi pada tiap wanita yang menginjak usia pada 40 tahun ke atas, yaitu ketika masuk pada akhir masa reproduksi.  Kendati pada masa tersebut terjadi perubahan hormon, fisik, dan psikososial, tapi menopause bukan berarti penyakit.
Fase tersebut adalah bagian dari proses biologi.

Monopause ditandai dengan perubahan siklus menstruasi, yang dimulai dengan frekuensinya yang kunjung tidak teratur hingga pada akhirnya berhenti total ketika menginjak usia sekitar 50 tahun.
Penyebabnya, periode menstruasi berhenti karena indung telur tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progresteron.

Nah, ketika seorang wanita sudah memasuki tahap tersebut, ada beberapa gejala yang dapat dialami, antara lain gejala hot flush (semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (berkeringat pada malam hari), dryness vaginal (vagina kering), menurunnya daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), fatigue (mudah capek).
Selain itu gejala lainnya adalah penurunan libido, dyspareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual), incontinence urinary (sering buang air kecil), dan berat badan bertambah. Sementara itu, dampak lain yang kerap terjadi adalah kaum wanita semakin  rentan  terhadap risiko terkena penyakit keropos tulang alias osteoporosis ketimbang kaum peria pada usia yang sama.

Asupan Nutrisi
Menopause tidak perlu ditakuti. Ketika memasuki tahapan itu, sebaiknya wanita menyiapkan diri dengan terus menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolah raga dan elemen penting lainnya adalah rutin mengasup makan bernutrisi.
Menurut gizi wanita aktif karangan DR. Dr. Lucina B Sutanto, MS. SpGK, komponen seperti hormon estrogen dapat dijumpai di tumbuhan dengan sebutan fitoestrogen.  Komponen ini banyak ditemui dalam kacang kedelai beserta hasil olahannya, yang dapat membntu menggantikan kerja hormon estrogen yang menurun saat menopause.

Selain kedelai, fitoestrogen juga dapat ditemukan di dalam brokoli, wortel, jeruk, cabai, dan tomat. Di samping membantu meredakan keluhan menopause, komponen ini berperan untuk menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, serta mencegah penyakit jantung dan osteoporosis.

[AJG, Kompas Klasika/Selasa 16 November 2010]

No comments:

Post a Comment