Friday, January 25, 2013

Susu Sebaiknya Untuk Pelengkap Saja, Utamakan Makanan Pokok



Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada sembako.  Sejak bulan lalu, susu pun  ikutmeroket.  Hal ini tentu mambuat bingung para ibu yang masih memiliki batita dan balita.  Lantas, bagaimanakah cara menyiasatinya?  Apakah ada bahan lain sebagai pengganti susu? 
               Motto ‘4 sehat 5 sempurna’ tidak akan ada artinya jika susu yang notabene didaulat sebagai penyempurna tidak lagi dikonsumsi oleh masyarakat.  Terutama bayi, yang makanan utamanya susu.  Namun menurut Dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK, Dokter Gizi dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, begitu bayi menginjak usia 4-6 bulan, dia sudah bisa mulai mendapat asupan lain selain susu.
              “Semakin bertambahnya usia anak, jenis makanan yang dikonsumsi semakin beragam.  Artinya zat gizi yang masuk tidak hanya dari susu saja, “ ujar dokter Lucy.  Dengan kata lain, sejak bayi berusia 9 bulan, sekitar 50% asupan yang masuk berasal dari susu dan 50% lainnya berasal dari makanan lain, misalnya buah, biskuit/kue, dan bubur bayi.  Sedangkan untuk anak yang usianya lebih besar, susu bukanlah makanan utama lagi.  Melainkan hanya sebagai pelengkap.
             Dokter berkulit putih ini tidak memungkiri kalau susu merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak-anak.  Tapi, jangan khawatir, mereka dapat menggantinya dengan telur, daging, unggas, ikan, kacang (kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya).  Sehingga, walaupun harga susu naik, para ibu tidak perlu pusing memikirkan bagaimana cara memberikan asupan yang mengandung protein untuk anak mereka.  Toh, tanpa minum susu pun. Buah hati mereka tidak akan kekurangan gizi.
Tajin Bukan Pelengkap Susu.
             Ternyata, selain memberi susu, tidak jarang masyarakat desa, khususnya para ibu yang masih mempunyai bayi memberikan air tajin (air beras) untuk anak mereka.  Apakah ini baik untuk bayi? “Air tajin memang berbentuk cairan.  Tapi, sifatnya berbeda dengan susu.  Air tajin adalah cairan berwarna putih yang didapat ketika kita mencuci beras.  Air tajin ini mengandung serpihan beras yang larut.  Hanya saja, kandungan gizinya sangat rendah jika dibandingkan dengan nasi.  Karena kandungan airnya sangat tinggi.  Selain itu, komposisinya juga tidak sama; nasi merupakan bahan makanan sumber karbohidrat dan susu merupakan bahan makanan tinggi protein.  Dengan perbedaan yang ada, tentu saja air tajin tidak dapat menggantikan susu,” jelas Dr. Lucy panjang lebar.
                  Ditambahkan oleh dr. Lucy, anak yang tidak minum susu tidak akan kekurangan gizi, asalkan dia mendapatkan asupan gizi yang cukup dari makanan lainnya.  Bahkan daya tahan tubuh anak akan menjadi lebih baik jika asupan makanan yang masuk ke tubuhnya bervariasi.  Karena, dengan dia mendapat makanan yang mengandung zat gizi beragam, maka zat gizi di dalam tubuhnya akan saling melengkapi.

Mutiara Dwi R, Febria Silaen.  Tabloid Mom & Kiddie EDISI 24 TAHUN 1 30 JULI-12 AGUSTUS 2007

No comments:

Post a Comment