Tuesday, February 6, 2018

Periksa Urine Sendiri, Yuk!

Cukup minumkah hari ini?

Air di dalam tubuh memiliki banyak fungsi, yaitu mengatur suhu tubuh, melembapkan jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu mencegah konstipasi/sembelit, membantu melarutkan mineral dan zat gizi, sebagai pelumas sendi, serta meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme. 

”Hal ini menunjukkan betapa air adalah zat gizi yang esensial bagi tubuh, sehingga kehilangan air sebanyak 20% saja akibatnya bisa fatal,” papar Dr.dr. Luciana Sutanto, SpGK. Pemeriksaan Urine Sendiri (PURI) telah direkomendasi penggunaannya oleh Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia.

Cara paling mudah untuk mengetahui status hidrasi adalah dengan mengecek sendiri warna urine. Bila urine berwarna jernih, maka status hidrasi tubuh baik. Bila urine menunjukkan warna kuning pekat, artinya tubuh perlu lebih banyak asupan air segera agar cairan tubuh dapat diganti dan kondisi cairan tubuh tetap seimbang.

Urine paling ideal adalah ’mid-stream urine’, yaitu urine yang keluar di pertengahan saat kita berkemih. Urine ini ditampung dalam jumlah secukupnya di tempat yang bersih dan berwarna putih/bening. Lakukan perbandingan warna di bawah sinar lampu neon putih atau sinar matahari. Hindarkan memeriksa urine di bawah sinar lampu berwarna kuning atau warna lainnya karena bisa membuat pemeriksaan menjadi bias. Jangan lupa bahwa warna urine juga dipengaruhi obat-obatan ataupun diet tertentu. (f) 

Femina, 31 Oct 2011


Kunci Makan Sehat: Makanan Bergizi dan Bervariasi

Salah satu kunci makan sehat adalah makan bervariasi atau berganti-ganti jenis makanan untuk membantu melengkapi kebutuhan zat gizi.

Orang tua perlu memahami pengetahuan gizi seimbang sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pola makan keluarga setiap hari, kata Presiden Indonesian Nutrition Association (INA) Luciana B Sutanto. “Dengan demikian, anggota keluarga selalu memperoleh kecukupan asupan gizi yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air dengan komposisi berimbang,” katanya.

Di sela Karnaval Ayo Melek Gizi 2017, Luciana mengatakan orang tua dapat berpedoman pada “Piring Makanku” saat menyajikan makanan, yakni menyediakan hidangan dalam porsi sekali makan dengan asupan gizi seimbang. Menurut dia, salah satu kunci makan sehat adalah makan bervariasi atau berganti-ganti jenis makanan untuk membantu melengkapi kebutuhan zat gizi. “Untuk menjaga kesehatan, makanlah teratur dengan jadwal 3 kali makan utama (pagi, siang, malam) dan 2-3 kali selingan. Selain itu, konsumsi gula, garam, dan minyak harus dibatasi,” kata Luciana.

Communications Director Danone di Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan karnaval yang mengambil rute dari Benteng Vredeburg menuju Taman Pintar itu merupakan bagian dari rangkaian program edukasi gizi seimbang yang dilakukan pihaknya yang tergabung dalam Danone Early Life Nutrition. Menurut dia, melalui kegiatan itu masyarakat diajak untuk menyadari pentingnya gizi seimbang.

Dengan demikian, masyarakat diharapkan memperoleh pengetahuan lebih dalam tentang nutrisi yang berujung pada perubahan perilaku konsumsi yang lebih baik dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. “Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) 2017. HGN merupakan momentum tepat untuk mengingatkan pentingnya kerja sama antarpemangku kepentingan dalam mendukung peningkatan status gizi masyarakat,” kata Arif.

Ecka Pramita, Majalah Kartini | 25/01/2017 - 16:09


Catat! Satu Jam Setelah Bangun Tidur adalah Waktu Paling Ideal Untuk Sarapan


Jangan berandai-andai hidup sehat, aktif, dan produktif, kalau kita masih mengabaikan sarapan. Karena makan dan minum di pagi hari berguna untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian yang diperlukan tubuh. Sekitar 15-30% kecukupan gizi, ditentukan oleh kebiasaan sarapan sehat setiap hari.

Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum rutin membiasakan sarapan. Jelas dampaknya buruk, mengingat asupan makanan bergizi penting untuk proses belajar, berpikir, dan melakukan aktivitas fisik.

Selain itu, akibat kurang bekal gizi sarapan, anak-anak maupun orang dewasa cenderung jajan tidak sehat. Kondisi ini akhirnya memicu kegemukan.

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) 2014 menyarankan agar setiap hari tubuh dibekali dengan zat gizi yang cukup.

Sebab untuk anak sekolah misalnya, sarapan terbukti meningkatkan konsentrasi dan stamina. Termasuk pula untuk remaja dan orang dewasa, sarapan juga membantu disiplin diri dalam mempertahankan berat badan normal.

Idealnya, kata Dr. dr. Luciana B. Sutanto, Ms, SpGK dari RSIA Gladiool Magelang, waktu sarapan yang direkomendasikan bagi setiap orang adalah satu jam setelah bangun tidur.

Berhubung karena setiap orang memiliki waktu bangun tidur yang berbeda, waktu khusus untuk sarapan tidak bisa disamaratakan. Namun intinya kebutuhan akan asupan makanan bergizi harus dipenuhi sebelum beraktivitas.

Saat tidur selama 8-10 jam tanpa makan dan minum, kadar gula darah berada pada angka yang normal yaitu 80 g/dl. Nah, jika saat bangun tidur, tubuh tidak diberikan asupan makanan yang mengandung karbohidrat, maka kadar gula darah akan semakin rendah.

Khusus untuk anak sekolah, makan pagi sebaiknya dilakukan sebelum kadar gula darah menurun. Yaitu pada pukul 06.00 atau sebelum pukul 07.00 (1-2 jam sebelum jam pelajaran sekolah dimulai). Sebab otak membutuhkan energi untuk bisa berfungsi dengan baik dalam belajar di sekolah. Tanpa energi yang cukup, otak akan sulit menerima, mengolah, menyimpan, dan mengeluarkan informasi. Kebutuhan energi untuk fungsi otak ini juga berlaku pada orang dewasa.

Intisari-Online.com (Jumat, 7 April 2017 18:20 WIB)

Friday, June 30, 2017

Menghitung Asupan Gizi Sarapan Orang Indonesia



Tahukah Anda, idealnya sarapan yang kita lakukan sehari-hari harus memenuhi minimal 25% Angka Kecukupan Gizi. Apakah gizi dari menu sarapan yang lazim dikonsumsi orang Indonesia sudah cukup? Mari kita simak enam jenis sarapan kita sehari-hari.

Tentu kita mafhum, sarapan adalah salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi harian, serta menghasilkan energi demi mendukung proses berpikir dan beraktivitas sepanjang hari. Karena itu utamakan sarapan yang memenuhi gizi seimbang. Setidaknya terdapat karbohidrat (50-60%), protein (10-15%), dan lemak (20-25%). Lebih komplet lagi jika terdapat vitamin dan mineral yang bisa didapat dari sayur dan buah.

Tentu kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada aktivitas fisik, tinggi badan, dan berat badan. Karena itu pula, jumlah asupan yang dibutuhkan juga harus disesuaikan sendiri. Berapapun jumlah asupannya, yang terpenting adalah nutrisinya mesti seimbang sesuai dengan komposisi ideal menu sarapan sehat.

Contohnya, seorang pekerja kantoran dengan aktivitas ringan setiap harinya. Sarapan yang disarankan adalah sepiring nasi goreng telur ditambah sayur. Dari menu ini, ia bisa menerima asupan gizi dengan komposisi yang pas juga seimbang. Katakanlah kebutuhan kalorinya 2.000 kalori/ hari, maka ia harus memenuhi 25% dari kebutuhan itu, yaitu 500 kalori.

Sebagai sarapan hariannya, kebanyakan masyarakat di Indonesia mengonsumsi bubur ayam, nasi uduk, nasi goreng, roti, mi, sereal, dll. Bagaimana kandungan gizi pada menu sarapan ini? Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinis, RSIA Gladiool Magelang, mencoba mengulasnya.

Akan tetapi sebagai catatan, dalam contoh menu sarapan berikut ini, kebutuhan akan sayur dan buah mesti lebih diperhatikan.



Health, Nutrition & Wellness

Healthy diet is one of the keys to get a healthy life.  There are many diet advices, but which has proven to be beneficial is balanced diet. The principles of balanced diet are eating just enough,   a variety of foods, and on a regular schedule.


Eating just enough calories will maintain a healthy weight. If the calories intake is more than expenditure, body weight will increase, and if the intake less calories than expenditure, body weight will decrease.  Healthy weight can be determined by calculating Body Mass Index, body weight in kilograms compare to height in meter, the result is Kg/m2. 

Nutrients that provide energy are carbohydrate, protein, and fat.  Those three nutrients plus water are grouped as macronutrient.  While, micronutrients (vitamins and minerals) don’t provide energy.

Eating a wide variety of foods will get various of nutrients.  There is not a perfect food, that it can meet the needs of the body.  

Eating on a regular schedule is important.   Eating at regular time means having breakfast, lunch and dinner, with 2-3 snacks a day in between meals. Eating regularly will maintain the metabolism and physiology of the body.



Meaning
WHO criteria
ASIAN criteria
Underweight
<18.5
<18.5
Normal weight
18.5 – 24.9
18.5 - 22.9
Overweight
25 – 29.9
23 - 24.9
Preobese
-
25 – 29.9
Obesity level I (obese)
30 – 34,9
30 – 34,9
Obesity level II (morbid obese)
40.1 – 50
40.1 – 50
Obesity level III (super obese)
 >50
 >50

BMI table:





Saturday, March 19, 2016

Air Mendominasi Tubuh Manusia


Tubuh Anda, saya dan orang-orang di sekitar kita, didominasi oleh air. Menurut dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK., spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI, air merupakan komponen yang membentuk seluruh jaringan tubuh. Dia membentuk 70% tubuh, 85% darah, 80% otak, 75% otot, dan 90% sel Anda. Ya, jumlah persentase yang sangat besar.


Untuk memberi gambaran, dr. Luci menyampaikan, “Misalnya, orang dengan berat badan 70 kg di mana total air dalam tubuhnya adalah antara 60 sampai 70%, maka setidaknya 42 liter di tubuhnya adalah air.” Dari jumlah tersebut, perinciannya kira-kira seperti ini: Di dalam sel sekitar 40%, dan di luar sel itu 20%. Di dalam plasma atau pembuluh darah sekitar 5%, di antar jaringan sekitar 15%.

Distribusinya bukan seperti air dalam botol, melainkan menjadi bagian yang menyatu utuh dengan Anda. “Jadi, sel itu tidak padat, tapi di dalamnya ada air yang membantu metabolisme. Sebagai media reaksi di dalam, dan di luar juga, yang diperlukan pada proses fisiologi pencernaan. Artinya, makanan-makanan yang kita makan, tidak bisa larut jika tidak dibantu oleh air,” jelas anggota Perhimpunan Dokter Gizi Medik cabang DKI Jaya (PDGMI-Jaya) ini.

Beberapa fungsi air lainnya adalah untuk melembapkan jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh; mencegah sembelit; membantu melarutkan mineral dan zat gizi lain sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh; mengatur suhu tubuh; sebagai pelumas sendi; meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme; serta membawa zat-zat gizi dan oksigen ke sel.

Jadi, silakan Anda bayangkan apa yang terjadi jika zat yang sangat vital ini tidak tersedia sesuai porsinya. Bisa gawat, tentunya.



Mens Health

http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/air.mendominasi.tubuh.manusia/004/003/27


Dampak Puasa Prabedah Yang Lama

Puasa merupakan salah satu tatalaksana persiapan pembedahan yang telah dilaksanakan sejak lama.  Melakukan prosedur puasa yang lama sebagai persiapan pembedahan telah terbukti mengakibatkan dampak buruk  pasca bedah.  Pada kenyataannya, hingga saat ini masih banyak dilakukan prosedur puasa prabedah yang cukup lama, bahkan mencapai 12-14 jam.  Kasus pembedahan telah menyebakan stres dengan akibat hipermetabolisme.  Dengan dilakukannya prosedur puasa prabedah yang lama akan menambah berat respon metabolik yang timbul.  Prosedur yang direkomendasikan sejak tahun 1999 oleh CAS (The Canadian Anaesthetists’ Society) dan ASA (American Society of Anesthesiologists) yaitu pemberian minum cairan jernih (clear fluid) 2 jam prabedah, makanan ringan (light meal) 6 jam prabedah.  Rekomendasi ini sebenarnya telah dimulai di Kanada (1988) dan Norwegia (1994).  
Organisasi profesi Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (IDSAI), 2007, memberikan pedoman puasa prabedah yaitu pasien dipuasakan dari makanan padat 6-12 jam prabedah, dari minum susu 6 jam prabedah, dan minum air jernih 3 jam prabedah.  Rekomendasi bagi pasien anak seperti pada tabel di bawah. 

Tabel  Pedoman  tatalaksana nutrisi prabedah anak IDSAI, 2007
Umur
Susu/makanan padat
Air jernih
< 6 bulan
4 jam
2 jam
6 - 36 bulan
6 jam
3 jam
> 36 bulan
8 jam
3 jam



Sejarah puasa pra bedah yang lama
Ide melakukan puasa lama pada pasien prabedah bermula dari penelitian Mendelson pada tahun 1946 yang melaporkan hubungan antara makan dan aspirasi selama persalinan. Diikuti hasil penelitian Roberts dan Shirley (1977) yang menghubungkan asam lambung dengan risiko aspirasi yang tinggi.  Rekomendasi tersebut mengakibatkan perubahan prosedur tatalaksana  pra bedah yang sebelumnya tidak menganut puasa pra bedah yang lama.
Aspirasi adalah hal yang dikhawatirkan terjadi pada pasien yang tidak menjalankan prosedur puasa sebelumnya.  Hal ini dibantah oleh penelitian Warner dkk. (1993), yang membuktikan insidens aspirasi pasien bedah elektif sangat rendah, yaitu 1:10.000 serta tidak dijumpai kematian pada >200.000 kasus.  Penelitian Olsson dkk. (1986) memberikan hasil yang sama yaitu  insidens aspirasi hanya dijumpai 1:12.131 dan mortalitas 1:46.340.   Penelitian 

Risiko aspirasi
Aspirasi selalu dihubungkan dengan inhalasi isi lambung ke dalam percabangan trakeobronkial.  Diharapkan dengan lambung yang ”kosong” tidak menimbulkan risiko regurgitasi.  Pada kenyataannya lambung tidak pernah benar-benar kosong karena sekresi cairan lambung berlangsung terus menerus mencapai 2500 mL/hari. dengan jumlah minimal atau disebut lambung kosong pada jumlah 80 mL. 
Tujuan melakukan puasa prabedah adalah menurunkan volume lambung seminimal mungkin, tetapi dari banyak penelitian didapatkan hal yang tidak mendukung teori tersebut.  Pada tabel dapat dilihat hasil penelitian yang menyatakan volume cairan residu lambung pasien tidak berbeda antara puasa sejak malam sebelum pembedahan dibandingkan dengan setelah mengonsumsi roti dan teh/kopi 2-4 jam prabedah. 




Minum pada hari pembedahan
Puasa sejak malam sebelum pembedahan
Tahun
Peneliti
Asupan oral
Rata-rata puasa
Volume cairan residu lambung (mL)
Rata-rata puasa
Volume cairan residu lambung (mL)
1983
Miller et al (Ingrris)
roti dan the/kopi
31/4 jam
11 (0-43)
9 jam
9 (0-42)
1986
Maltby et al (Kanada)
air 150ml
21/2 jam
18 (0-56)
161/2 jam
27 (0-80)
1987
Sutherland et al (Kanada)
air 150ml
21/2 jam
21 (0-50)
131/2 jam
30 (2-75)
1988
Hutchinson et al (Kanada)
kopi/jus 150ml
21/2 jam
24 (0-96)
141/2 jam
23 (0-75)
1988
McGrady et al (Inggris)
air 100ml
2 jam
17 (4-52)
12 jam
35 (0-58)
1989
Agarwal et al (India)
air150ml
21/2 jam
21 (0-50)
12 jam
30 (0-75)
1989
Scarr et al (Kanada)
kopi/jus150ml
2-3 jam
25 (0-90)
>8 jam
26 (0-120)
1991
Maltby et al (Kanada)
kopi/jus tidak dibatasi
2-3 jam
22 (3-70)
>8 jam
25 (0-107)
1991
Ross et al (AS)
air 225ml
1/2 jam
21 ± 18
>8 jam
30 ± 2
1991
Mahiou et al (Prancis)
cairan jernih 1000ml
2 jam
38 ± 18
11 jam
35 ± 15
1993
Lam et al (Hong Kong)
air 150ml
2-3 jam
26 (3-66)
111/2 jam
22 (1-78)
1993
Phillips et al (Inggris)
cairan jernih tidak dibatasi
21/4 jam
21 (0-80)
13 jam
19 (0-63)
1993
Søreide et al (Norwegia)
air 300-450ml
11/2 jam
23 ± 20
13 jam
31 ± 30

Dampak puasa lama pra bedah
Puasa prabedah semakin lama, berakibat sensitivitas insulin semakin rendah, yang berarti resistensi insulin meningkat, manifestasi yang timbul adalah hiperglisemia.  Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Nygren dkk. (1998).  Resistensi insulin yang terjadi pada keadaan pascabedah tersebut menyerupai keadaan yang terjadi pada diabetes tipe II.  Kadar gula darah yang tinggi tersebut merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi inflamasi, yang berujung memperlambat kesembuhan pascabedah.

Minuman kaya karbohidrat (carbohydrate–rich beverage) yang diberikan prabedah terbukti mencegah imundepresi akibat pembedahan, yang selanjutnya menurunkan risiko komplikasi infeksi.  Penelitian dengan memberikan minuman kaya karbohidrat dilakukan Melis dkk. (2006).  Pasien diberikan minuman yang mengandung glukosa, fruktosa, maltosa, polisakarida, asam organik dan elektrolit pada 4 jam prabedah.  Status imundepresi dinilai dengan mengukur kadar ekspresi human leukocyte antigen (HLA)-DR pada monosit.  Ekspresi HLA-DR merupakan parameter yang baik bagi fungsi imun seluler, karena molekul HLA-DR sangat diperlukan bagi presentasi antigen.  Penurunan ekspresi HLA-DR berhubungan erat dengan risiko infeki pascabedah dan trauma. Hasil penelitian tersebut ekspresi HLA-DR pascabedah menurun signifikan pada kelompok yang dipuasakan. 

Penelitian lain yang memberikan karbohidrat oral prabedah juga dilakukan oleh Soop dkk. (2001)  Pada penelitian tersebut subyek penelitian yaitu pasien prabedah elektif total hip replacement dengan pembiusan epidural yang dibagi menjadi 2 kelompok.  Kelompok perlakuan mendapat minuman mengandung karbohidrat (12,5 g/100 mL karbohidrat, 12% monosakarida, 12% disakarida dan 76% polisakarida, 285 mosmol/kg), dan kelompok kontrol mendapatkan minuman plasebo (mengandung asesulfam-K, 0,64 g/100 mL sitrat, 107 mosmol/kg).  Minuman diberikan sebanyak 800 mL dengan jadual masing-masing 400 mL pada jam 19.00 dan 24.00 malam sebelum hari pembedahan dan 400 mL minuman diberikan kembali pagi hari 2 jam prabedah sebelum dilakukan pembiusan epidural. Makan terakhir diberikan jam 17.00 malam hari sebelum pembedahan.  Hasil penelitian yaitu kelompok perlakuan mengalami peningkatan resistensi insulin pascabedah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu 18% pada kelompok perlakuan dan 43% pada kelompok kontrol.
Dampak lain yang timbul yaitu deplesi cadangan glikogen hati sehingga mengakibatkan gangguan fungsi mononuclear phagocytic system (MPS).  Mononuclear phagocytic system berperan penting dalam menghambat endotoksin yang masuk melalui translokasi di usus.  Puasa prabedah yang lama juga akan menyebabkan keluhan subyektif yang lebih berat meliputi haus, lapar dan gelisah, mual prabedah dan pascabedah, muntah pascabedah (mual-muntah pasca bedah/MMPB) serta kehilangan massa bebas lemak. 
Pada penelitian dengan hewan percobaan, subyek yang dipuasakan lama sebelum perlakuan  mempunyai luaran jantung (cardiac output) dan sirkulasi darah kulit serta otot lebih buruk secara bermakna, dibandingkan dengan subyek yang tidak dipuasakan. Peneliti yang lain mendapatkan adanya penurunan kekuatan otot akibat puasa lama.  Penelitian lain dengan subyek tikus yang dilakukan iskemi/reperfusi menunjukkan peningkatan kadar aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT) dan laktat dehidrogenase (LDH) yang lebih tinggi pada subyek yang dipuasakan dibandingkan dengan subyek yang diberi alanin parenteral.  Peningkatan kadar enzym hati tersebut semakin tinggi pada puasa yang semakin lama dilakukan.  Parameter lain untuk menilai disfungsi organ pascabedah yaitu dengan mengukur stres oksidatif (MDA/malondialdehyde assessment).  Kadar MDA menurun bermakna di paru-paru dan usus halus hewan percobaan yang tidak dipuasakan sebelum pembedahan, sebaliknya meningkat pada hewan percobaan yang dipuasakan. 

Kesimpulan
Pada pembedahan yang mengakibatkan stres metabolik berat, pasien akan menggunakan cadangan protein otot untuk proses glukoneogenesis.  Akibatnya, tubuh akan kekurangan cadangan nutrien untuk sintesis termasuk juga sintesis sel imun dan sintesis sel untuk penyembuhan luka, sehingga penyembuhan pasien terhambat.  Untuk mengurangi respon stres pascabedah dianjurkan menghindari puasa prabedah yaitu dengan memberikan minum cairan jernih (clear fluid) 2 jam prabedah, makanan ringan (light meal) 6 jam prabedah.

Keterangan: clear fluid termasuk air putih, air buah, air gula, minuman tidak berkarbonasi, sup, susu, teh dan kopi